Soalan : Adakah Qunut Solat Subuh dilakukan oleh Rasulullah ?
Dan taraf hadits yang menyatakan demikian semuanya adalah dhoief sebagaimana
yang dituduh oleh golongan tertentu ?
Jawapan :
Hukum membaca Doa Qunut di dalam
Mazhab Syafie adalah Sunat Ab'adh. Manakala terdapat banyak hadith sohih yang
menunjukkan bahawa RasuluLlah membaca Doa Qunut pada waktu Solat Subuh
antaranya :
Al Imam Bukhari (956) dan Muslim
(677) meriwayatkan daripada Anas radiyaLlahu 'anhu .
"Dia telah ditanya adakah Nabi
membaca qunut pada Solat Subuh ? Jawabnya : Ya, kemudian ditanya lagi. Adakah
qunut itu sebelum rukuk ? Jawabnya : Selepas sedikit daripada rukuk.
Rujukan : Dr Mustofa Al Khin, Dr Mustofa al Bugho, Ali Asy
Syarbaji, Al Feqh Al Manhaji
Sekiranya terdapat golongan yang mengatakan
bahawa doa qunut hanya dibaca ketika berlaku musibah/bencana. Maka jawabnya :
ketahuilah bahawa umat Islam ketika ini, bahkan dari dahulu lagi sudah ditimpa
musibah/bencana. Umat Islam di Indonesia, Thailand, Palestin, Somalia, Bosnia
di seluruh dunia yang dizalimi. Penyakit, bencana alam dan banyak lagi semuanya
itu dinamakan sebagai musibah. Perpecahan umat Islam itu sendiri adalah
musibah.
Disebutkan oleh Imam An Nawawi
(Mujtahid Fatwa dalam Mazhab Syafie) dalam kitab Al-Majmu' syarah Muhazzab jilid
3 hlm.504, maksudnya:
"Dlm mazhab Syafie disunatkan
qunut pada solat subuh sama ada ketika turun bencana atau tidak. Dgn hukum
inilah berpegang majoriti ulamak salaf dan orang2 yg sesudah mereka atau
kebanyakan dari mereka. Dan diantara yg berpendapat demikian adalah Abu Bakar
As-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas,
Barra' bin Azib, semoga Allah meredhai mereka semua. Ini diriwayatkan oleh
Baihaqi dgn sanad2 yg sahih. Ramai orang yg termasuk tabi'in dan yg sesudah mereka
berpendapat demikian. Inilah juga mazhab Ibnu Abi Laila, Hasan, Ibnu Salah,
Malik dan Daud."
Tersebut dlm kitab Al-Um jilid 1
hlm.205 bahawa Imam Syafie berkata maksudnya:
"Tak ada qunut dlm sembahyang
lima waktu kecuali sembahyang subuh. Kecuali jika terjadi bencana maka boleh
qunut pada semua sembahyang jika imam menyukai"
Tersebut dlm kitab Al-Mahalli jilid
1 hlm.157, berkata Imam Jalaluddin Al-Mahalli, maksudnya:
"Disunatkan qunut pada iktidal
rakaat kedua drpd solat subuh dgn doa, Allahumahdini hingga akhirnya"
Di bawah ini disediakan artikel
mengenai para Huffaz (ahli hadith yang mencapai taraf HAFIZ) yang mensahihkan
hadith bahawa Rasulullah sallaLlahu 'alaihi wasallam membaca Doa Qunut terus
menerus dalam Solat Subuh sehingga baginda wafat.
Oleh : Thoriq
“Sesungguhnya Nabi shallallahu
alaihi wasalam melakukan qunut selama satu bulan, melakukan doa untuk para
sahabat beliau di Bi’r Ma’unah, lalu beliau meninggalkannya, akan tetapi qunut
waktu shubuh, maka beliau masih melakukan hingga wafat”
Hadits ini berada dalam Syarh Al
Kabir (1/151).Hadits diriwayatkan Ad Daruquthni (2/39). Ahmad dalam Musnad
(3/162), Hafidz Abu Bakar Khatib, dalam At Tahqiq Ibnu Al Jauzi (1/463), Al
Baihaqi dalam Sunan Kubra (2/201).
Mereka yang menshahihkan
Hafidz Ibnu Shalah:
”Hadits ini telah dihukumi shahih
oleh lebih dari seorang huffadz hadits, diantaranya: Abu Abdullah bin Ali Al
Balkhi, dari para imam hadits, Abu Abdullah Al Hakim, dan Abu Bakar Al Baihaqi.
(Lihat, Badr Al Munir, 3/624).
Al Hafidz Imam Nawawi mengatakan:
”Hadits ini diriwayatkan oleh
jama’ah huffadz dan mereka menshahihkannya”. Lalu menyebutkan para ulama yang
disebutkan Ibnu Shalah, dan mengatakan,”
Dan diriwayatkan Daruquthni melalaui
beberapa jalan dengan sanad shahih
(Al Khulashah, 1/450-451).
Al Qurthubi dalam Mafham :
”Yang kuat diperintahkan oleh
Rasulullah shalallhualaihi wasalam dalam qunut, diriwayatkan Daruquthni dengan
isnad shahih, lalu beliau menyebut hadits itu”
(Badr Al Munir, 3/624).
Hafidz Al Hazimi dalam Nashih wa
Mansukh:
”Hadits ini shahih, dan Abu Jakfar
tsiqah”
(Al I’tibar, 255).
Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani :
Setelah menyebutkan penilaian para ulama terhadap Abu Jakfar, beliau
mengatakan,
“haditsnya memiliki syahid
(penguat)” lalu menyebutkan hadits qunut shubuh yang diriwayatkan dari Al Hasan
bin Sufyan. Ini menunjukkan bahwa beliau menilai hadits ini hasan
(Talhis Khabir, 1/443). Penulis
Ithaf fi Takhrij Ahadits Al ishraf menyatakan :”Ibnu Hajar menghasankan dalam
Talhisnya”.
Di halaman yang sama Ibnu Hajar
mengatakan:”
Hadist riwayat Al Baihaqi…dan
dishahihkan Hakim dalam Kitab Al Qunut”
Hafidz Al Iraqi:”
Telah menshahihkan hadits ini Al
Hafidz Abu Abdullah Muhammad bin Ali Al Bajili, Abu Abdullah Al Hakim dan Ad
Daruquthni”
(Tharh Tatsrib,3/289).
Perawi yang Disoroti dalam Hadts ini
adalah Abu Jakfar Ar Razi
Mengenai Abu Jakfar Ar Razi.
Pendapat Imam Ahmad tentang Abu Jakfar, ada dua riwayat. Pertama. Diriwayatkan
Hanbal dari Ahmad bin Hanmbal:”Shalih hadits” (haditsnya layak). Kedua, dari
Abdullah, anaknya:”Laisa bi qawi (tidak kuat). Al Hazimi dalam Nashih wa
Manshuh mengatakan: “Riwayat pertama lebih utama (Al I’tibar, 256).
Adapun penilaian Yahya bin Ma’in,
ada beberapa riwayat:1, dari Isa bin Manshur, “Tsiqah”. 2, dari Ibnu Abi Maryam
, “hadistnya ditulis, tapi ia sering salah”. 3, diriwayatkan Ibnu Abi
Khaitsamah,”shalih”. 4, diriwayatkan oleh Mughirah,”tsiqah” dan ia salah ketika
meriwayatkan dari Mughirah. Daruquthni mengatakan:”Dan hadits ini tidak
diriwayatkan dari Mughirah”. 5, diriwayatkan As Saji “Shoduq wa laisa bimuttaqin,
( hafalanya tidak terlalu tepat)” Nampaknya karena periwayatan dari Yahya bin
Ma’in lebih banyak ta’dilnya, maka-allahu’alam-para ulama yang menshahihkan
merajihkan riwayat ta’dil.
Ali bin Al Madini: Ada dua riwayat
darinya tentang Abu Jakfar. Salah satu riwayat mengatakan,”Ia seperti Musa bin
Ubaidah, haditsnya bercampur, ketika meriwayatkan dari Mughirah dan yang
semisalnya. Dalam riwayat yang berasal dari anak Ibnu Al Madini, Muhammad bin
Utsman bin Ibnu Syaibah,”Bagi kami ia tsiqah”. Ibnu Al Mulaqqin
mengatakan,”lebih utama riwayat dari anaknya (anak Ibnu Al Madini).
Muhammad Bin Abdullah Al Mushili
mengatakan:”Tsiqah”. Bin Ali Al Falash mengatakan:”Shoduq, dan dia termasuk
orang-orang yang jujur, tapi hafalannya kurang baik”. Abu Zur’ah mengatakan:”Syeikh
yahummu katisran (banyak wahm). Abu Hatim mengatakan:”Tsiqah, shoduq, sholih
hadits”. Abnu Harash:”Hafalannya tidak bagus, shoduq (jujur)”. Ibnu ‘Adi:”Dia
mimiliki hadits-hadits layak, dan orang-orang meriwayatkan darinya. Kebanyakan
haditsanya mustaqim (lurus), dan aku mengharap ia la ba’sa bih (tidak masalah).
Muhammad bin Sa’ad:”Dia tsiqah”, ketika di Baghdad para ulama mendengar
darinya”. Hakim dalam Al Mustadrak:”Bukhari dan Muslim menghindarinya, dan
posisinya di hadapan seluruh imam, adalah sebaik-baik keadaan”, di tempat lain
ia mengatakan:”tsiqah”. Ibnu Abdi Al Barr dalam Al Istighna:”Ia (Abu Jakfar)
bagi mereka (para ulama) tsiqah, alim dalam masalah tafsir Al Qur’an.. Ibnu
Sahin menyebutnya dalam “Tsiqat”. Al Hazimi dalam Nasikh dan Mansukh:”Ini
hadist Shahih, dan Abu Jakfar tsiqah”. Taqiyuddin Ibnu Daqiq Al Ied dalam Al
Ilmam, setelah menyebutkan hadits, ia mengatakan:”Dalam isnadnya Abu Jakfar Ar
Razi. Dan ia ditsiqahkan, lebih dari satu ulama. Nasai mengatakan:”Laisa bil
Qawi” (ia tidak kuat hafalannya).
Kritikan untuk Ibnu Al Jauza
Al Hafidz Ibnu Mulaqqin mengatakan:
“Adapun Ibnu Al Jauzi hanya menukil
riwayat yang menjarh saja, dari Ahmad, Ibnu Al Madini Dan Yahya bin Ma’in untuk
menolong madzhabya. Orang munshif tidak akan berbuat sperti ini”.
Rujukan
Badr Al Munir :Ibnu Mulaqqin (guru
Ibnu Hajar), Talhis Khabir (ringkasan Badr Al Munir): Ibnu Hajar. Tharh Tasrib:
Hafidz Al Iraqi, Ithaf fi Tahrij Ahadist Al Ishraf (Takhrij hadist kitab fiqih
Maliki “Al Ishraf”, dalam bimbingan Syeikh Al Muhadist Nur Syaif)
للّهُمَّ
اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ
فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا
قََضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ
مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ
اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bagi mereka
untuk membimbing saya mereka yang telah membimbing, dan Hibah kesehatan kepada
mereka yang Aavi, dan Toleny mereka yang aku menduga, Park Li seperti yang
diberikan, dan disalurkan kejahatan apa yang aku menghabiskan waktu, FA Nick
menghabiskan tidak melayani anda, Wa NH tidak mempermalukan dan Lalit, dan
sulit dari Aadat, diberkati Tuhan dan mencemooh saya, Anda memiliki pujian
untuk apa saya menghabiskan , dan pengampunan dan saya bertobat engkau, dan
damai junjungan kita Muhammad Nabi buta huruf dan keluarganya dan keluarganya
dan perdamaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar